Jakarta, Bicaranusantara.com
Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia berjuang bersama menjadi Laskar Kristus yang mengembangkan MARTURIA DIGITAL untuk Membangun Kerajaan Allah Di Peradaban Digital dengan Jurnalisme.
Dalam kerangka mengembangkan peran dan fungsi Gereja di bidang MARTURIA PADA PERADABAN DIGITAL, Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) https://pwgi.org/ bersama media online Warta Gereja https://warta-gereja.com/ kembali menggelar kegiatan Pelatihan Jurnalistik pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024 di Gedung Juang Semar Suryakencana Juanda Jl. Ir. H. Juanda No. 4 A Gambir Jakarta Pusat yang dimulai pada pukul 09.00 – 18.00 WIB.
Kegiatan dibuka dengan Ibadah Pembukaan oleh Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM. dipandu oleh pembawa acara Carlla Paulina Waworuntu yang juga selaku Bendahara Umum PWGI.
Usai Ibadah pembukaan, para peserta pelatihan diberikan Seragam Pers Warta Gereja yan langsung dikenakan selama kegiatan Pelatihan berlangsung dilanjutkan denga pembekalan Teologis terkait dengan dasar dasar Pewartaan (Marturia) oleh Pdt. Jahenos Saragih, M.Th., MM. yang mengangkat Tema DENGAR, LIHAT, BACA,TULISKAN DAN LAKUKAN… (DLBTL) !
Menurut Pdt. Jahenos yang juga Ketua Dewan Penasihat PWGI bahwa Inti sari dari ajaran Alkitab (PL,PB) yang 66 Kitab dari persfektif ilmu Komunikasi termaktub dalam DLBTL ini.
“Allah berfirman, manusia mendengar dan menjawab, lalu Firman itu dituliskan, lalu dibaca dan dilakukan oleh umatNya. Artinya Allah berfirman, manusia menjawab, sehingga terjadi komunikasi antara Pencipta dan yang di cipta dan lokasinya ada dan berada di alam ciptaan Tuhan di bumi persada yang kita tempati. Isi Alkitab memuat sejarah, nubuat dan penggenapan nubuat itu sendiri dan central, pusatnya disebut Kristocentris,” Paparnya.
Pdt. Jahenos Saragih, S.Th., M.Th., MM. mengatakan,”Pewarta Kristen harus jujur dalam mengemban dan melakukan panggilan dan suruhan mulia ini dalam bingkai DLBTL dengan penuh integritas, keberanian dalam prinsip “ya katakan bila ya dan tidak bila tidak” (Mat 5: 37), meskipun untuk melaksanakan perintah ini penuh dengan resiko,” Tegasnya.
Sementara itu Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) Dharma Leksana, S.Th., M.Si mengungkapkan VISI dan MISI PWGI antara lain yaitu:
1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk menjadi PEWARTA GEREJA yang berfungsi menghadirkan tanda tanda Kerajaan Allah di Era Digital
2. Menyebarkan Konten Konten Positif tentang Kasih Kristus sesuai AMANAT AGUNG melalui Media Online, Media Cetak, dan Media Sosial
3. Menjalin Komunikasi yang erat untuk bersama sama mendampingi Gereja Melaksanakan Tugas MARTURIA (Pewartaan)
4.Ikut berpartsipasi mewujudkan Damai Sejahtera Kristus dengan Media/ Pewartaan.
Ketum PWGI mengajak seluruh komponen Gereja untuk bekerja sama membangun sinergi mengembangkan pelayanan ini. Dia mengatakan,”Untuk merealisasikan pekerjaan pelayanan ini tidak bisa sendiri, kami Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) membuka diri untuk seluruh gereja di Indonesia dapat ambil bagian dengan mengirimkan warga gerejanya yang memiliki passion menjadi wartawan/ pewarta bergabung menjadi LASKAR KRISTUS dengan Menjadi Pewarta yang Profesional, Handal dan Terpercaya. Melalui kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia kami sedang membangun Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bekerja bagi Tuhan memberitakan Karya Kasih Penebusan Kristus, menghadirkan berita berita yang membawa damai sejahtera, bukan ujaran kebencian apalagi berita berita hoaks dan fitnah. Pelatihan Jurnalistik bagi Wartawan Gereja Indonesia memberikan edukasi dan meningkatkan kemampuan wartawan gereja untuk memproduksi informasi informasi positif dan menyejukkan,” Bebernya dalam penyampaian materi kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia.
Dharma Leksana, S.Th., M.Si pendiri media online Warta-gereja.com dan Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Gereja Indonesia (PWGI) juga menyampaikan materi mengenai Dasar dasar ilmu jurnalistik, Kode Etik Jurnalistik, UU Pers dan Bagaimana menulis berita.Dia mengatakan,” Menulis berita adalah skill atau keahlian, sehingga yang diperlukan dan sangat penting adalah praktek. Dalam pelatihan jurnalistik wartawan gereja ini, saya hanya akan membahas teori teori jurnalistik sekedarnya saja, untuk teori bagaimana menulis berita banyak kalian cari tutorialnya di google. Bahkan segala macam teori ada disana. Jadi hal yang penting sekarang adalah mulai dengan berani praktek membuat tulisan.” Paparnya.
“Setelah saya sampaikan materi teori jurnalistik ini, nanti peserta langsung saja melakukan praktek dengan melakukan kegiatan wawancara. Disini hadir pula Profesor Dr. Ir. Hoga Saragih, MM. Guru Besar di Universitas Bakrie sebagai ahli di bidang Digital/ IT juga Romo Sunardjo Sumargono JD seorang Advokat senior yang akan memberikan materi terkait Hukum Pers. Silakan peserta nanti langsung praktek sebagai wartawan mewawancarai para tokoh tersebut dan kemudian hasil wawancaranya dibuat rilis berita.” Tambahnya.
Ketum PWGI menambahkan, “Nanti hasil liputan wawancara dengan nara sumber tadi ditulis dalam bentuk berita dan akan kita evaluasi bersama untuk menilai apakah tulisan saudara saudara sudah memiliki news value dan layak tayang dengan standart penulisan jurnalistik yang mengandung unsur unsur berita 5W1H. Tidak usah takut salah, lakukan wawancaranya, tulis hasil wawancaranya. Inilah hal mendasar yang wajib dimiliki seorang wartawan,” Pungkasnya.
Romo Sunardjo Sumargono JD. Membawakan materi mengenai Hukum Pers. Romo Sunardjo Sumargono yang biasa dikenal dengan Gelar Spiritualnya sebagai Ki Gelo Bejad mengatakan,” Dari sisi hukum, hal yang penting bagi wartawan dalam menuliskan berita adalah Fakta dan alat bukti. Tanpa ada fakta dan alat bukti maka berita yang ditulis tidak valid karena tidak ada sumber yang bisa dipercaya terkait informasi yang diwartakan. Sehingga sebagai wartawan maka proses pencarian informasi wajib dengan melakukan investigasi. Melihat langsung, melakukan verifikasi terhadap kebenaran informasi yang akan ditulis dan sampaikan informasi yang sesuai Fakta di lapangan sebagai informasi yang faktual,” Jelas Ki Gelo Bejad.
Sesi berikutnya dibawakan oleh Prof. Dr. Ir. Hoga Saragih, MT. yang memberikan pemahaman bagaimana menulis dengan aman. Menurut Prof. Hoga ada 6 layer (lapisan) yang wajib disadari oleh wartawan, layer 1 sampai dengan 5 berupa benda benda di sekitar kita, mulai dari cahaya, alam semesta, hewan sampai dengan lapisan ke 6 yaitu manusia. Pada layer ke 6 inilah yang apabila disentuh akan memiliki dampak yang rumit, karena berhubungan dengan kompleksitas hidup dan kehidupan manusia dan terkait dengan hukum. “Bebernya.
Usai Pelatihan Jurnalistik, peserta langsung diberi kesempatan untuk melakukan wawancara dengan para narasumber kemudian praktek langsung membuat berita sesuai hasil wawancara yang dilakukan sesuai dengan kaidah jurnalistik dan dievaluasi oleh pemateri.
Seluruh peserta pelatihan mendapat nilia lulus dan diberikan Surat Tugas sebagai Wartawan Gereja, dibekali pula dengan Kartu Pers, Seragam Pers dan Sertifikat telah lulus Pelatihan Jurnalistik yang siap kembali ke Gereja masing masing untuk membantu Gereja Gereja yang mengutusnya dalam bidang MARTURIA.
Adapun nama nama yang hadir dalam kegiatan Pelatihan Jurnalistik Wartawan Gereja Indonesia 19 Oktober 2024 di Gedung Juang Juanda Media Center Jakarta antara lain :
• Pdt Maddin Huayan Pulungan ( Gereja Kristen Maranatha Indonesia ) GKMI
• Pdt Santy ( Yayasan Komunikasi Bersama )
• Pdt Marisa Panjaitan ( Bala Keselamatan )
• Immanuel Cal Vatianto Hia ( Bala Keselamatan ) Devi Wisse Kumampung ( GPIB Petra )
• Pdt Eko Aiwanto Gereja Kristen Indonesia (GKI Graha Raya)
• John Sahmat Fredi Purba ( GKPS Harvest )
• Sortanggiat Purba ( GKPS Harvest )
• Teguh Basuki H ( GKJ Rawamangun Jakarta)
dan Para Narasumber Pdt. Jahenos Saragih, S.Th, M.Th., MM., Prof. Dr. Ir. Hoga Saragih, MT., Dharma Leksana, S.Th., M.Si.,Romo Sunardjo Sumargono JD. serta Carlla Paulina Waworuntu, S.Th. selaku host. (Red)