Ledakan Digital Mengancam! Saatnya Pemimpin Kristen Melek Teknologi
📚 Resensi Buku Ledakan Digital Mengancam! Saatnya Pemimpin Kristen Melek Teknologi
Karya: Dr. Dharma Leksana, M.Th., M.Si (PWGI.ORG, 2025)
📘 Data Buku:
• Judul: Ledakan Digital Mengancam! Saatnya Pemimpin Kristen Melek Teknologi
• Penulis: Dr. Dharma Leksana, M.Th., M.Si.
• Penerbit: PWGI.ORG (Penerbit Mandiri)
• Tahun Terbit: 2025
• Tebal: ±400 halaman
🔹 Sebuah Manifesto Teologi Digital di Tengah Krisis Makna
Buku Ledakan Digital Mengancam! hadir sebagai refleksi teologis yang berani dan relevan atas gejolak zaman digital. Dr. Dharma Leksana menulis bukan dari posisi ketakutan terhadap teknologi, melainkan dari kerinduan untuk menafsirkan kembali makna iman, kemanusiaan, dan kepemimpinan di tengah dunia yang kini “diciptakan ulang oleh algoritma.”
Sejak halaman awal, pembaca disuguhi kesadaran mendalam bahwa transformasi digital bukan sekadar perubahan alat, melainkan perubahan struktur kesadaran manusia. Penulis membawa teologi keluar dari menara gading menuju dunia data, layar, dan kecerdasan buatan—tanpa kehilangan kedalaman spiritualnya.
🔹 Struktur dan Kerangka Pemikiran
Buku ini terdiri atas 10 bab utama, sebuah pendahuluan, penutup, dan surat reflektif bagi pemimpin masa depan.
• Bab 1–3 menggali fondasi teologis: bagaimana “ledakan digital” menciptakan krisis spiritual dan identitas manusia sebagai imago Dei.
• Bab 4–5 mengupas dialog antara iman dan kecerdasan buatan (AI), membongkar mitos “Tuhan gaptek,” dan menelaah moralitas di dunia algoritmik.
• Bab 6–7 menelusuri transformasi gereja digital: bagaimana ibadah, komunitas, dan kepemimpinan berubah ketika layar menjadi mimbar.
• Bab 8–10 memperkenalkan etika Kristen di era AI, prinsip keadilan dan tanggung jawab moral, serta panduan praktis kepemimpinan rohani yang melek teknologi.
Setiap bab diakhiri dengan renungan konseptual yang bisa dibaca sebagai seruan profetik bagi gereja dan pemimpin masa kini.
🔹 Gagasan Sentral: Antara Anugerah dan Algoritma
Dr. Dharma menyoroti bahwa ancaman terbesar dari revolusi digital bukanlah teknologinya, tetapi hilangnya teologi di tengah teknologi. Ketika iman direduksi menjadi konsumsi rohani di media sosial, manusia kehilangan makna kehadiran sejati.
Ia mengajukan teologi digital yang tidak reaktif, melainkan redemptif—bahwa teknologi adalah bagian dari ciptaan yang dapat ditebus dan digunakan untuk memuliakan Tuhan. Gereja, katanya, perlu hadir di ruang siber bukan untuk mengikuti tren, tetapi untuk menjadi “translator of transcendence”—penerjemah misteri iman di dunia algoritmik.
🔹 Pendekatan dan Kekuatan Karya
- Interdisipliner: menggabungkan filsafat, teologi, sosiologi digital, dan etika AI.
- Bahasa yang komunikatif: akademis tapi tetap hangat, mengundang pembaca umum tanpa kehilangan kedalaman ilmiah.
- Relevansi kontekstual: menyoroti fenomena aktual seperti church online, spiritual influencer, dan AI theology.
- Kritik kultural tajam: menyingkap “liturgi baru” manusia modern—scrolling tanpa henti, algoritma sebagai “dewa baru,” dan spiritualitas instan yang kehilangan keheningan.
🔹 Kepemimpinan Kristen di Dunia Data
Bagian paling menggugah buku ini terletak pada ajakan penulis kepada para pemimpin rohani:
“Kepemimpinan Kristen masa depan tidak cukup hanya melek Alkitab; ia juga harus melek digital.”
Dr. Dharma mengajak gereja untuk memahami ekologi spiritual dunia digital, bagaimana algoritma memengaruhi iman, dan bagaimana pemimpin harus menjaga integritas rohani di tengah tekanan popularitas dan viralitas.
Ia tidak hanya menawarkan refleksi, tetapi juga praktik kepemimpinan digital yang etis:
• Menggunakan media sosial sebagai ruang kesaksian, bukan panggung egosentris.
• Menjadi gembala yang mendengar suara jemaat di balik layar.
• Menyeimbangkan efisiensi teknologi dengan kedalaman rohani.
🔹 Pesan Teologis dan Etis
Buku ini berakar pada satu keyakinan:
“Teknologi bisa meniru sifat Allah—mahahadir, mahatahu, mahakuasa—tetapi tanpa kasih, ia akan kehilangan jiwa.”
Dengan cara ini, penulis mengembalikan teknologi ke posisi yang semestinya: bukan tuan atas manusia, tetapi alat bagi misi ilahi.
Etika Kristen dalam era AI dipaparkan dengan jelas melalui prinsip keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Ia mengingatkan agar algoritma tidak menggantikan nurani, dan agar data tidak menghapus makna kasih.
🔹 Kontribusi bagi Dunia Teologi dan Gereja
- Menawarkan paradigma teologi digital Indonesia yang orisinal dan relevan dengan konteks lokal-global.
- Mendorong dialog iman–teknologi di kalangan rohaniawan, akademisi, dan aktivis digital.
- Memberi arah pastoral baru bagi gereja yang ingin beradaptasi tanpa kehilangan kedalaman spiritual.
- Menyediakan landasan etika teologis untuk menghadapi AI dan revolusi digital.
🔹 Kesimpulan
Ledakan Digital Mengancam! adalah manifesto iman dan kebijaksanaan di zaman algoritma.
Buku ini bukan sekadar analisis akademik, melainkan seruan rohani agar gereja dan pemimpinnya bangkit, memahami, dan menebus dunia digital dengan hikmat Kristus.
Ia memadukan kedalaman teologi dengan kepekaan kultural, menjadikan setiap bab bukan hanya bahan baca, tapi juga bahan doa dan refleksi.
Bagi siapa pun yang ingin memahami bagaimana iman, gereja, dan kepemimpinan rohani bertahan—dan berbuah—di tengah tsunami informasi, buku ini wajib dibaca.


Kata Kunci : teologi digital, kepemimpinan Kristen, AI dan iman, gereja digital, etika teknologi, spiritualitas digital, Dr. Dharma Leksana, teologi kontemporer, cybertheology, PWGI
Hashtag :
